Review Film Me Before You (2016) : Lagu Lama yang Membosankan



Before I start writing about this movie, maybe any Sam Claflin fangirl here? Rasanya nggak afdol ya kalau bahas film si tamfan ini tanpa fangirlingan dulu haha! Yes! Gue emang ngefans berat sama si ganteng berkarisma ini. Dan salah satu alasan gue nonton film ini ya karena ada Sam Claflin sebagai peran utamanya hehe. 


Setelah Love, Rosie, kayaknya Sam Claflin emang dirasa punya charm yang bagus di film bergenre drama romantis. Kali ini dia juga main di genre film yang sama, tapi dengan karakter yang jauh berbeda dari perannya sebagai Alex di Love, Rosie. Di sini, Claflin berperan sebagai Will Traynor, seorang pria putus asa karena hidupnya yang tiba-tiba saja berubah pasca kecelakaan yang bikin dia menderita quadriplegia atau cedera tulang belakang.

Cedera ini ternyata nggak bakal bisa disembuhin dan bikin dia lumpuh permanen. Will pun jadi lemah dan gampang sakit. Karena tragedi ini, Will bahkan harus nerima kenyataan pahit dikhianatin pacar dan sahabatnya sendiri. Singkat kata, hidup Will sekarang ini ibarat udah jatuh tertimpa pohon duren. Bisa dibayangin betapa sakit dan ngenesnya. Selama dua tahun Will cuma bisa duduk di kursi roda dan mengurung diri di dalam kamar. Sikapnya pun berubah dari seorang pria hangat yang senang berpetualang, menjadi seorang yang dingin, kasar dan sarkastik.

Di lain cerita, ada seorang gadis ceria bepenampilan eksentrik bernama Louisa Clark (Emilia Clarke). Lou, begitu dia biasa dipanggil, baru aja dipecat dari toko roti tempatnya bekerja selama 6 tahun. Hal ini tentu bikin dia sedih ditambah kondisi keungan keluarganya juga lagi jatuh bangun karena ayahnya yang lagi nganggur.


Lou pun berusaha buat nyari kerja lagi, dan dia pun ketemu sebuah lowongan buat merawat seorang penderita cedera tulang belakang, yang nggak lain dan nggak bukan adalah Will Traynor. Ibarat takdir kalo jodoh gak lari kemana, setelah menjalani wawancara singkat yang berakhir konyol karena rok Lou mendadak robek,  Lou pun diterima bekerja di rumah Will.

Bisa ditebak dong, karakter Will dan Lou yang berlawanan ini bikin pertemuan pertama mereka jadi nggak mulus. Walau nggak terang-terangan menolak, Will selalu bersikap dingin sama Lou dan bikin Lou jadi nggak nyaman. Tapi, karena butuh pekerjaan, Lou tetap berusaha bekerja semampunya untuk merawat Will.


Seiring waktu, karakter Lou yang hangat sedikit demi sedikit mampu bikin Will berubah. Will nggak lagi bersikap dingin dan mulai bisa tertawa tiap kali dia bersama Lou. Pertemuan selama 6 bulan ini pun akhirnya mulai menumbuhkan debar-debar manja di antara mereka. Will bahkan punya panggilan ‘kesayangan’ buat Lou, yaitu dengan memanggil nama belakangnya saja, Clark. Lou pun nggak bisa menahan perasaannya sama Will, walaupun dia sendiri udah pacaran dengan seorang pria penggila olahraga bernama Patrick selama 7 tahun.


 
Bersama Louisa Clark, Will Traynor pun berusaha berjuang menghadapi cederanya walaupun di sisi lain dia udah berniat untuk bunuh diri karena udah nggak sanggup menahan sakit selama dua tahun ini. Will bahkan udah mendaftarkan diri ke sebuah organisasi euthanasia di Swiss.

Nah! Bisa dibilang film ini punya premis super klasik dan sangat klise yang udah sering banget dipake sama film-film bergenre serupa. Dua karakter yang bertolak belakang dengan salah satu pihak menderita sakit ini emang plot yang lagu lama banget, tapi nggak bisa dipungkiri biasanya selalu berhasil bikin penonton termehek-mehek.

‘Me Before You’ yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘Sebelum Bertemu Denganmu’ ini punya konflik yang berpusat pada tokoh Will. Pertemuannya dengan Lou memang bikin hari-harinya lebih bahagia, tapi di sisi lain, justru pertemuan inilah yang bikin konflik batin Will makin memuncak. Di satu sisi dia bahagia karena ketemu Lou yang mau nerima dia apa adanya, tapi di sisi lain dia juga dilema karena ngerasa nggak bakal mampu ngebahagiain Lou dengan kondisi tubuhnya yang lumpuh.


Lantas, apakah ‘Me Before You’ berhasil meramu plot lagu lama ini jadi sesuatu yang gemesin buat penonton? Harus gue bilang, eksekusi yang diberikan ‘Me Before You’ternyata nggak begitu nendang. Romance nya terasa sedikit kasar dan hambar. Kehadiran Patrick sebagai sosok kekasih yang dikhianati pun rasanya nggak begitu penting alias cuma numpang lewat doang. Oh ya, tokoh Patrick ini ternyata diperanin sama Matthew Lewis, tokoh Neville Longbottom di film Harry Potter yang cupu abis itu. Ternyata gedenya ganteng ya haha.

Biarpun sedikit hambar, tapi film ini tetap menghibur kok. Puas banget rasanya bisa liat muka Sam Claflin selama kurang lebih dua jam haha. Dengan durasi sepanjang itu, film ini terasa ringan dengan alur yang cukup stabil dan nggak neko neko. Tapi kalo mau dibilang sebagai film drama romantis, kayaknya nggak juga deh. Rasanya lebih tepat mengatakan film ini sebagai drama saja, karena alurnya lebih fokus ke kisah apes dan ngenesnya Sam yang berusaha berjuang dengan ‘ditemani’ oleh Louisa. Akting keduanya juga nggak begitu spesial, yang mungkin itulah yang bikin chemistry keduanya juga nggak begitu oke.


Film ini cukup tertolong dengan kehadiran para pemeran pendukung, seperti Nathan si perawat tamfan yang setia dan sabar, juga kedua orang tua Will yang sebenernya nggak akur satu sama lain tapi berusaha buat kompak dalam menjaga dan menyemangati Will. Oh ya, gue salah fokus banget sama baju-baju dan sepatu vintage nya Louis. Sepatunya digantung berjajar rapi di kamarnya yang nggak kalah vintage. Pas film baru dimulai, gue sempet mengira kalo film ini berlatarkan tahun 70-an gitu haha.

Overall, I still want to recommend this film, dengan catatan nggak usah naruh ekspektasi yang terlalu tinggi. Cocok buat kamu yang lagi nyari hiburan santai tanpa harus korban perasaan karena baper pengen pacaran atau sedih karena kisah kasih yang tak sampai. Nggak usah siapin tisu, mubazir haha!

Score 7/10

Related Posts

Review Film Me Before You (2016) : Lagu Lama yang Membosankan
4/ 5
Oleh